
Senin, 8 September 2025, Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat menggelar kegiatan Sosialisasi Mitigasi dan Deteksi Dini Masalah Intoleransi di wilayah Jawa Barat. Acara ini dihadiri oleh sejumlah perwakilan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dari berbagai kota dan kabupaten. Dari Kota Bekasi, hadir H. Abu Deedat sebagai perwakilan FKUB yang turut serta dalam forum strategis tersebut.
Pertemuan ini menjadi penting karena fokus pada penanganan kasus-kasus kerukunan yang masih terjadi di Jawa Barat. Peserta sosialisasi membahas berbagai kendala yang kerap muncul dalam menjaga keharmonisan antarumat beragama. Selain itu, forum juga mengupas strategi pencegahan agar potensi intoleransi dapat diantisipasi sejak dini.
Strategi mitigasi dan deteksi dini menjadi sorotan utama dalam sesi diskusi. Kementerian Agama Jawa Barat menekankan perlunya kerja sama lintas sektor, mulai dari pemerintah daerah, FKUB, tokoh masyarakat, hingga generasi muda. Dengan demikian, isu intoleransi dapat ditangani secara menyeluruh, bukan hanya sebatas respons ketika masalah sudah muncul.
Dalam kesempatan tersebut, peran pemerintah dan masyarakat disebut sangat krusial. Pemerintah diharapkan mampu memfasilitasi ruang-ruang dialog, sementara masyarakat diminta aktif menjaga dan merawat kerukunan dalam kehidupan sehari-hari. Kolaborasi ini dinilai sebagai kunci utama dalam menciptakan stabilitas sosial dan keamanan di daerah.
Selain membahas strategi teknis, forum juga menegaskan kembali esensi kerukunan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kerukunan dipandang sebagai fondasi kokoh dalam menjaga persatuan Indonesia di tengah keberagaman suku, budaya, dan agama. Dengan semangat ini, kegiatan sosialisasi tidak hanya berorientasi pada solusi praktis, tetapi juga menanamkan nilai luhur kebangsaan.
Melalui pertemuan tersebut, diharapkan seluruh kota dan kabupaten di Jawa Barat dapat memperkuat komitmen bersama dalam membumikan toleransi. Upaya ini menjadi langkah konkret untuk menjadikan Jawa Barat sebagai wilayah yang harmonis dan bebas dari konflik intoleransi. FKUB Kota Bekasi pun menyatakan kesiapannya untuk mengawal nilai kerukunan di tengah masyarakat.