
Pelatihan Penguatan Moderasi Beragama bagi Kementerian, Lembaga, dan Masyarakat resmi dibuka pada Senin, 27 Oktober 2025, di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Bekasi. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari hingga Rabu, 29 Oktober 2025, dengan menghadirkan berbagai narasumber dan peserta dari unsur pemerintah, tokoh agama, serta organisasi kemasyarakatan. Pelatihan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman nilai-nilai moderasi beragama di tengah masyarakat yang majemuk serta memperluas jejaring kerja sama lintas sektor dalam menjaga kerukunan umat beragama.
Dalam pelatihan tersebut, peserta diajak untuk memahami secara mendalam konsep moderasi beragama sebagai sikap beragama yang seimbang, toleran, dan menghargai perbedaan. Narasumber menekankan bahwa moderasi bukan berarti mengaburkan keyakinan, melainkan menempatkan agama sebagai kekuatan moral yang mendorong perdamaian dan keadilan sosial. Melalui pendekatan dialog, peserta juga diberi kesempatan untuk berbagi pengalaman terkait dinamika kehidupan beragama di lingkungan masing-masing, sehingga diharapkan terbentuk pemahaman bersama tentang pentingnya menghormati keberagaman dalam bingkai kebangsaan.
Kegiatan ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bekasi. Hadir dalam kegiatan tersebut dua tokoh perwakilan FKUB, yakni Syafrudin, SE dan Bong Tji Phin, yang selama ini dikenal aktif dalam membangun komunikasi lintas iman di wilayah Bekasi. Kehadiran mereka menunjukkan komitmen FKUB dalam mendukung upaya pemerintah memperkuat semangat toleransi dan meneguhkan nilai-nilai kebangsaan di tengah masyarakat yang beragam.
Syafrudin, SE menegaskan bahwa moderasi beragama adalah pondasi utama dalam membangun harmoni sosial di Indonesia. Ia menilai bahwa pelatihan seperti ini sangat penting untuk memperluas wawasan aparatur dan masyarakat agar mampu menjadi agen perdamaian di lingkungan masing-masing. “Kita ingin peserta tidak hanya memahami konsepnya, tapi juga mampu mengamalkan nilai-nilai moderasi dalam tindakan nyata sehari-hari,” ujarnya dengan penuh semangat di hadapan peserta pelatihan.
Sementara itu, Bong Tji Phin menyoroti pentingnya dialog lintas agama dan budaya sebagai sarana memperkuat empati antarwarga. Menurutnya, kesalahpahaman sering kali muncul karena kurangnya komunikasi dan interaksi yang sehat antarumat beragama. Melalui pelatihan ini, ia berharap para peserta dapat menjadi jembatan yang menumbuhkan saling pengertian dan mengikis prasangka, sehingga tercipta kehidupan sosial yang damai dan produktif di Kota Bekasi.
Selain sesi materi, pelatihan juga diisi dengan diskusi kelompok, studi kasus, dan simulasi dialog antaragama yang melibatkan peserta dari berbagai latar belakang. Pendekatan interaktif ini dinilai efektif untuk menumbuhkan sikap terbuka dan reflektif terhadap perbedaan pandangan keagamaan. Peserta diajak untuk tidak hanya mendengarkan, tetapi juga berpartisipasi aktif dalam merumuskan strategi penyebaran nilai-nilai moderasi di lingkungan kerja maupun komunitas mereka.
Pelatihan Penguatan Moderasi Beragama ini diharapkan mampu melahirkan agen-agen perubahan yang berperan sebagai estafet nilai moderasi di tengah masyarakat. Melalui pemahaman yang lebih komprehensif, para peserta diharapkan dapat menjadi penggerak dalam memperkuat toleransi dan mencegah potensi konflik sosial berbasis perbedaan keyakinan. Pemerintah Kota Bekasi pun menegaskan komitmennya untuk terus mendukung kegiatan serupa di masa mendatang, sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas sosial dan memperkokoh semangat kebhinekaan.